Asdos dan Perubahan

Lewat tulisan ini, pertama-tama saya mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada para Asisten Dosen (Asdos) yang telah membantu Jurusan dengan melakukan pengabdian kepada mahasiswa dengan cara mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya kepada mahasiswa-mahasiswa yang lain. Demikian pula, saya berterima kasih dan memberikan penghargaan kepada para dosen pembimbing yang telah berlelah-lelah membimbing para Asdos ini. Semoga amal kebaikan yang para Asdos dan rekan-rekan dosen lakukan, tercatat sebagai amal perbuatan yang baik. Selanjutnya, dalam tulisan ini saya juga mengajak menengok bagaimana peran Asdos dan kemudian berusaha menarik makna bagi kita semua.

Pada status Facebook Bang Helmi Yahya, Ketua IKANAS, pada tanggal 3 Juli 2019 dapat dibaca bahwa sejak tahun 1979 lulusan terbaik STAN ditawari menjadi Asisten Dosen atau Asdos. Diceritakan oleh Bang Helmi Yahya, bahwa motivasi awal tertarik menjadi Asdos karena penempatan di Jakarta dan tidak perlu ke Luar Jawa. Tercatat nama-nama populer sebagai mantan Asdoser, misalnya Bang Helmi Yahya, Ibu Sumiyati (Inspektur Jenderal Kemenkeu), dan Pak Amien Sunaryadi (mantan pimpinan KPK). Informasi keasdosan Bu Sumiyati bisa dibaca di Edukasi Keuangan (2014) dan keasdosan Pak Amien Sunaryadi bisa dilihat di Antaranews.com (2014). Penelusuran pada laman FB Alumni STAN, juga menemukan nama-nama: Dite Abimanyu, Kinarso Kiputra, Mulyadinoto, dan Muhammad Yusuf Ateh (Kepala BPKP, yang memberikan orasi ilmiah pada wisuda PKN STAN tahun 2020). Beliau-beliau adalah tokoh-tokoh yang memimpin perubahan pada organisasinya.

Asdos yang berkarir di internal juga tak kalah mentereng. Mantan Direktur STAN Pak Kusmanadji dan Direktur PKN STAN yang sekarang Pak Rahmadi Murwanto, juga mantan Asdoser. Profil singkat beliau bisa dibaca di Media Keuangan (2012; 2017). Angkatan asdos yang lebih muda terdapat nama-nama legend misalnya Pak Kuwat Slamet, Pak Tjahjo Winarto, Pak Agus Sunarya Sulaiman, Bu Budiasih Widiastuti, Pak Akhmad Priharjanto, Pak Kodirin, dan Pak Ridhwan Galela. Kemudian bisa disebut juga Pak Yuniarto Hadiwibowo, Pak Soffan Marsus, Bu Aisyah Kustiani, Pak Prayudi Nugroho, Pak Andy Hamzah, Pak Ali Tafriji Biswan, Pak Agung Nugroho, dan Pak Oke Wibowo[1] (Mohon maaf jika ada nama yang terlewat). Sebagian besar nama-nama ini pernah mengawal perubahan dari STAN menjadi PKN STAN, dan sekarang pun beliau-beliau ini berperan baik langsung atau tidak langsung dari PKN STAN menjadi PKN STAN yang baru.

Pengalaman saya pribadi, dulu ketika tahun 1995 pendataan penempatan memilih BPPK sebagai penempatan pertama, dengan harapan menjadi Asdos. Angkatan saya waktu itu yang penempatan BPPK ada lumayan banyak, saya tulis di sini untuk mengawetkan kenangan. Urut berdasarkan abjad nama, bukan urut IP ya: Akhmad Solikin, Amrul Yusroni, Arifah Fibri Andriani, Arif Kurniadi, Dyah Purwanti, Ika Priana Murti (almarhumah), Insyafiah, Mulyadi, Pratin, Rusmaya Adriansa, Subkhan, Sujarwo, Supriyadi, Sutiono, Suwarso, Suyuti, Taufikurrahman, dan Tri Awal Rahtantio. Meskipun sama-sama memilih BPPK, ternyata hanya ada beberapa rekan yang beruntung penempatan di STAN sebagai Asdos, yaitu Arifah Fibri Andriani, Taufikurrahman (suami Arifah), Suwarso, dan Rusmaya Andriansa. Lulusan yang lain, termasuk saya, penempatan di Pusdiklat atau Balai Diklat Keuangan, dan ikut membantu mengajar peserta diklat, bukan mengajar mahasiswa di STAN seperti cita-cita awal. (Jadi tolong dibedakan antara peserta diklat dan mahasiswa!). Pada akhirnya, beberapa teman masih berkarir di BPPK baik sebagai pejabat struktural maupun fungsional widyaiswara, di eselon 1 lain di lingkungan Kemenkeu. Beberapa rekan yang lain melakukan perubahan yang besar dengan keluar dari PNS dan kemudian sukses berkarir di swasta. Di antara yang berkarir di BPPK, yang sekarang berkhidmat di PKN STAN sebagai dosen adalah Dyah Purwanti, Arifah Fibri, Pratin, dan saya.

Asdoser di masa lalu penuh dengan orang-orang hebat dan berpretasi, karena memang direkrut untuk penempatan di STAN dari lulusan yang terbaik. Asdoser tersebut bertugas menggantikan dosen yang berhalangan hadir mengajar, maklum waktu itu yang mengajar banyak dari pejabat aktif di Kemenkeu. Hal tersebut memaksa Asdoser harus menguasai beberapa matakuliah akuntansi. Meskipun Asdos generasi sekarang menggunakan sistem yang berbeda dari jaman STAN dahulu, suatu hal yang saya harapkan tetap demikian wahai kalian para Asdos generasi sekarang, tidak boleh ada halangan bagi kalian meniru kehebatan generasi awal. Dalam istilah Barney dan Wright (dalam Fuad, 2009) kalian semua (lulusan secara umum, dan khususnya Asdos) bisa disebut VRIO: Valuable, Rare, difficult to Imitate, dan semoga nanti penempatan dengan Organisational structures yang mendukung kalian untuk melakukan perubahan.

Lalu apa kaitannya Asdos dengan perubahan? Sebagai generasi VRIO, creme de la creme, kalian harus terus beradaptasi dengan perubahan, dan menjadi agen perubahan. Dalam istilah Pak Rhenald Kasali, jika perlu kalian menulis ulang kode DNA menjadi yang lebih terbuka: OCEAN; yaitu keterbukaan terhadap pengalaman hidup (Opennes to experience), keterbukaan hati dan telinga (Conscientiousness), keterbukaan diri (Extroversion), keterbukaan untuk kesepakatan (Agreeableness), dan keterbukaan terhadap tekanan (Neuroticism) (Ciptono, 2007). Berkaca dari pengalaman karir angkatan saya, yang mengawali karir sebagai lulusan D3 Akuntansi, kemudian sama-sama memilih penempatan BPPK. Tetapi ternyata suratan nasib membawa kami menapaki jalan-jalan yang sangat berbeda, karena tantangan organisasi dan respon perubahan yang berbeda dari setiap orang. Hal yang sangat wajar, yang saya yakin juga akan kalian temui dalam perjalanan karir kalian. Bagi kami alumni yang berkarir terutama di satu organisasi Kementerian Keuangan, dengan kondisi kerja yang relatif ideal (Prabowo, 2017), alumni mencatatkan pola karir yang beraneka. Apalagi kalian yang akan penempatan di berbagai kementerian/lembaga/pemerintah daerah, tentu akan lebih bervariasi. Sekali lagi, bukalah diri terhadap perubahan dan siapkan diri kalian menjadi agen perubahan, dalam rangka promote the good and prevent the bad, amar ma’ruf nahi munkar (Ciptono, 2007).

Pelajaran yang dapat dipetik bahwa dalam meniti jalan kehidupan, perlu terus belajar, beradaptasi dengan perubahan, tentu dengan menjaga nilai-nilai yang dianut. Perjalanan hidup mempunyai cerita dan tantangannya masing-masing. Yang awalnya sama-sama penempatan di BPPK, saat ini ada yang berusaha sebagai wirausaha herbal, ada yang sebagai CEO di perusahaan swasta (petikan pengalaman beliau bisa dibaca di Kumpulan Tulisan Alumni STAN, 2013). Siapa yang mengira? Keputusan kita pada setiap momentum dan belokan-belokan pada perjalanan kehidupan, akan menentukan menjadi apa kita pada akhir periode kisahnya. Senantiasa memantaskan dan mempersiapkan diri untuk menghadapi momentum, yang sesuai karakternya momentum itu sangat langka dan window of opportunity-nya sangat singkat. Dengan pengertian seperti itu, saya mengharapkan kalian para Asdos khususnya dan kalian lulusan D3/D4 Akuntansi pada umumnya untuk tetap belajar lewat mengajar. Jadikan pengalaman mengajar kalian sebagai cambuk pengingat bahwa ketika kalian berbuat baik (misalnya dengan mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki, atau menularkan sikap baik yang dipercayai), maka akan mendapatkan reward, baik kalian terima tunai pada saat ini atau menjadi tabungan amalan yang hakiki. Bagaimana jika ada yang meleset? Terimalah hal tersebut sebagai kehendak Alloh dan perlu kita syukuri dengan takzim apa yang telah dianugerahkan kepada kita. Jangan khawatir, ada Yang Maha Lembut, yang catatan-Nya tak pernah luput.

Terakhir: saya ingin menutup tulisan ini dengan mengutip pernyataan seorang ahli yang dimuat di IG dan FB LPDP Kementerian Keuangan. Bukan ahli akuntansi atau ahli manajemen perubahan, tetapi dia ahli bela diri. Namanya Naruto Uzumaki, dari Politeknik Ninja Negeri Konoha. Naruto berkata: “Jika kau menungguku untuk menyerah, kau akan menungguku selamanya”. Jadi Gaes, tetaplah mengalir, tetaplah bermanfaat, terbukalah untuk berubah, dan jangan menyerah!

Referensi

AntaraNews.com. (2014, 19 November). Profil Mantan Pimpinan KPK yang Jadi Kepala SKK Migas. https://www.antaranews.com/berita/465121/profil-mantan-pimpinan-kpk-yang-jadi-kepala-skk-migas. Diakses 24 Oktober 2020.

Ciptono, W. S. (2007). Re-Code your change DNA: The Rhenald Kasali’s views on the organisational change management. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, 22(4), 466-480.

Edukasi Keuangan. (2014). Kembali ke dunia pendidikan, kembali ke passion. Edukasi Keuangan, 26, 17-20.

Facebook Alumni STAN, 11 November 2015. Facebook https://web.facebook.com/ 514088872064754/posts/1231513313655636/?_rdc=1&_rdr. Diakses 24 Oktober 2020.

Facebook Helmy Yahya, 3 Juli 2019. https://web.facebook.com/helmyyahya72/ posts/asdoser-begitulah-akhirnya-kami-menyebut-diri-kami-sejak-tahun-1979-lukusan-terb/2310445282540741/?_rdc=1&_rdr. Diakses 24 Oktober 2020.

Facebook LPDP Kementerian Keuangan, 24 Oktober 2020. https://web.facebook.com/ LPDPKemenkeu/photos/pcb.1717635038401589/1717634851734941/?type=3&theater. Diakses 24 Oktober 2020.

Fuad, N. (2009). Peningkatan mutu sumber daya manusia di bidang keuangan negara. Dalam Abimanyu, A. & Megantara, A. (Eds). Era Baru Kebijakan Fiskal: Pemikiran, Konsep, dan Implementasi. Jakarta: Kompas. Media Keuangan. (2012). Ikhlas Dalam Bekerja dan Berpretasi. Media Keuangan, Vol. 7, No. 60, Agustus 2012, hal. 19-20. https://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/ media%20keuangan/media%20keuangan%20agustus%202012/html/files/assets/basic-html/page19.html. Diakses 24 Oktober 2020.


[1] Hasil wawancara dengan Arifah Fibri Andriani via WhatsApp, 24 Oktober 2020.

***

Ditulis oleh Akhmad Solikin. Dimuat dalam Asisten Dosen Akuntansi. (2020). Mendaki Gunung Mimpi: Asa Mahasiswa Akuntansi PKN STAN. Jakarta: Tim Buku Asdos.

Leave a comment